Salah satu masjid yang memiliki desain seperti Tiongkok adalah masjid Tan Kok Liong. Masjid tersebut berada di Jalan Raya Kampung Sawah No. 100 RT 02 RW 08, Kampung Bulak Rata, Kelurahan Pondok Rajeg Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor Jawa Barat. Karena desainnya bukan seperti masjid pada umumnya, tak heran masjid ini terkadang tidak dikira sebagai tempat untuk beribadah umat muslim. Masjid Tan Kok Liong sendiri merupakan bagian dari komplek Pondok Pesantren Terpadu At-Ta’ibin. Pondok pesantren tersebut didirikan oleh Mohammad Ramdan Effendi atau lebih dikenal dengan nama Anton Medan. Beliau terkenal karena merupakan seorang mantan preman namun akhirnya telah sadar dan berubah menjadi seorang da’I dan pengusaha. Nama dari masjid tersebut diambil dari nama Anton Medan ketika masih anak-anak dengan sebutan Tan Kok Liong.
Pembangunan masjid Tan Kok Liong dimulai pada tahun 2005 lalu. Dana yang dihabiskan dalam pembangunan tersebut sekitar Rp. 2 Miliar. Keberadaan masjid ini juga diawali dengan kunjungan Presiden Bambang Yudhoyono ke Cina dan mengajak pengusaha Cina agar dapat menanamkan modal di Indonesia. Pada saat itu Anton Medan mengetahuinya dari pemberitaan di televise saja. Kemudian beliau tergerak hatinya dan membangun masjid tersebut serta meyakinkan kepada pengusaha Cina bahwa komunitas Tionghoa di Indonesia sangat dilindungi dan diperhatikan oleh pemerintah Indonesia.
Anton hanya bermodalkan dari keuntungan usaha percetakan dan sablon, beliau memulai mendesain bentuk dari bangunan masjid yang akan dibangun. Akhirnya beliau memiliki ide untuk membuat sebuah masjid dengan bergaya seperti kelenteng. Anton sangat mandiri dan kreatif karena beliau sendiri yang mendesain dari bangunan masjid tersebut tanpa jasa dari arsitek. Anton berusaha dengan keras agar dapat mewujudkan keinginannya dalam mendirikan sebuah masjid. Beliau juga membeli beberapa VCD tentang berbagai bentuk istana yang berada di Cina. Sebenarnya pada saat itu beliau memiliki tiga pilihan, yaitu Istana Dinasti Ching, Ming dan Han. Lalu Anton memilih kepada istana Dinasti Ching dimana bangunan tersebut terlihat sedikit mirip dengan gaya masjid yang berada di Indonesia.
Bangunan masjid Tan Kok Liong sendiri sangat menarik. Masjid tersebut memiliki tiga lantai dengan ukuran 16 x 20 meter. Masjid tersebut didominasi dengan warna merah yang menyala. Karena didesain seperti dinasti dari Cina,maka tak heran dalam bangunan tersebut jika ditemukan berbagai ornamen naga terutama ada bagian sudut atap masjid. Pada bagian lantai dasarnya digunakan untuk kantor pesantren sedangkan pada bagian lantai satu dan lantai dua digunakan untuk melaksanakan ibadah shalat. Kemudian terdapat kubah di bagian atap depan lantai dasar masjid. Kubah tersebut berbeda dengan masjid lainnya karena ukurannya kecil tidak seperti masjid-masjid yang identik memiliki kubah yang besar.
Warna pada masjid Tan Kok Liong pun sangat menarik. Dindingnya di cat menggunakan warna merah muda dan untuk pilarnya dicat dengan warna merah marun. Tetapi ada juga yang berwarna emas pada bagian pilar masjid yang jumlahnya dua pilar. Kemudian atap masjid tersebut berwarna hijau. Atap tersebut terdiri dari tiga undakan dan setiap jengkalnya memiliki ukiran dengan ornamen Cina. Contohnya yaitu seperti lampion-lampion yang berwarna merah. Selain itu dibagian pucuk atap masjid terdapat lafadz Allah menggunakan tulisan bahasa Arab.
Keunikan dari bangunan masjid Tan Kok Liong menjadi daya tarik sendiri bagi para pengunjung dan jamaah yang ingin datang ke masjid ini. Tak heran masjid tersebut selalu dipenuhi oleh para jamaah setiap waktu.