Nepal merupakan salah satu negara yang juga merupakan wilayah dataran tinggi. Sebelum Islam masuk di negara tersebut, sekitar 480 tahun lalu hampir keseluruhan warga Nepal masih memeluk agama Hindu dengan taat. Ada 2 bangunan yang menjadi saksi bisu penyebaran Islam di daerah Nepal, yaitu Masjid Jama Kathmandu, dan Masjid Khasmiri Taqiya yang akan kita bahas pada tulisan kali ini.
Pada tahun 1991, Agama Islam menempati urutan ketiga sebagai agama yang paling banyak di peluk oleh masyarakat Nepal setelah Agama Hindu dan Budha. Secara keseluruhan, wilayah nepal dihuni oleh 4 etnis besar yaitu Muslim India, Khasmir, Tibet, dan Muslim Asli Nepal. Sebelumnya, umat muslim di Nepal menjadi umat yang tertindas, terutama pada masa rezim dinasti Rana. Namun akhirnya, pada tahun 1951 hingga 1959 umat muslim mulai diakui oleh pemerintah negara sebagai masyarakat dengan agama yang sah. Lalu pada tahun 1960, Raja Mahendra menerbitkan undang-undang baru yang menyatakan kesetaraan warga muslim dengan warga nepal lainnya.
Sejarah Masjid Khasmiri Taqia
Masjid Khasmiri atau biasa dikenal juga dengan sebutan “Masjid Khasmiri Pancha Taqia” dibangun pertama kali pada tahun 1524 Masehi oleh seorang ulama Khasmir pada saat pemerintahan Raja Rama Malla. Beliau merupakan salah satu pedagang khasmir yang menjalankan bisnisnya di Katmandu, sekaligus pendiri Masjid Terbesar pertama di Nepal.
Pada masa itu, beliau diperbolehkan untuk berdagang dan menetap di daerah Kathmandu, namun dengan syarat tidak boleh menyebarkan agama islam kepada penduduk lainnya yang beragama lain. Masjid Kashmiri Taqiya pun hanya difungsikan sebagai pusat pengembangan islam saja, tanpa boleh digunakan sebagai sarana penyebaran agama islam di sana.
Masjid Kashmiri Taqiya yang sudah berumur lebih dari 450 tahun ini juga pernah mengalami kejadian na’as, yaitu pada saat 4.000 orang datang menyerang pada tanggal 1 Septermber 2004 lalu. Serangan tersebut merupakan wujud pelampiasan kemarahan karena 12 pekerja Nepal diculik dan dibunuh oleh milisi bersenjata di Iraq. Akhirnya, umat muslim di Nepal pun menjadi kambing hitam tanpa memperdulikan bahwa tidak ada hubungan sama sekali muslim di Iraq dan di Nepal.
Bangunan Masjid Kashmiri Taqiya dibakar, dan perabotan masjidnya pun di hancurkan secara paksa. Beruntungnya, aksi anarkis tersebut dapat dilerai dan dibubarkan oleh pihak kepolisian setempat. Apalagi, setelah itu pihak pemerintah setempat juga mengeluarkan larangan langsung kepada para perusuh dengan ancaman akan ditembak mati ditempat jika tetap memicu anarkisme lanjutan.
Arsitektur Masjid Kashmiri Taqia
Bangunan Masjid Khasmiri Taqia ini sangat kental dengan gaya seni bina bangunan khas India Utara sebagai leluhur muslim Kashmiri Nepal. Beberapa menara kecil didirikan diatap masjid, beserta tiga kubah yang terbuat dari batu. Beberapa sentuhan seni khas dinasti Mughal juga bisa ditemukan dibagian kubah dan beberapa menara kecil tersebut.
Masjid Khasmiri Taqia juga memiliki bagian koridor yang khas dengan lengkungan-lengkungan yang tidak biasa. Ditambah dengan halaman tengah yang cukup luas, yang juga difungsikan sebagai ruang sholat tambahan jika didalam bangunan utamanya sudah tidak mampu untuk menampung jamaah.
Kawasan bangunan masjid ini juga dibuat untuk 4 tingkat, dimana ke empatnya juga digunakan sebagai ruang sholat jika bagian ruang utama dan halaman sudah tidak muat lagi. Jadi, jangan heran jika pada saat sholat hari raya, anda akan menemukan pemandangan aneh, yaitu ada jamaah yang melakukan sholat di lantai atas ataupun pada atap bangunan yang mengelilingi bangunan utamanya.