Masjid Katedral Moskow, atau “Moscow Cathedral Mosque”, atau “Sabornaya Mosque”, atau “Mosque at Prospect Mira” dan juga disebut dengan “Moscow Tatar Mosque”, merupakan Masjid yang difungsikan sebagai Masjid Agung Kota Moskow yang terletak di Prospect Mira Street, tepatnya disebelah bangunan Olympic Indoor Stadium Pusat Kota Moskow. Moskow sendiri merupakan Ibukota Negara Fererasi Republik Rusia.
Masjid Katedral Moskow yang dibangun pada tahun 1903 ini menjadi salah satu masjid tertua dari empat masjid yang masih berdiri di kota Moskow setelah Moscow Historical Mosque yang dibangun pada tahun 1828. Masjid ini juga melayani lebih dari 2 juta umat muslim yang berada di kota Moskow Rusia. Sebenarnya, jamaah yang ditampung oleh masjid ini pun sudah sangat membludak, namun karena terdapat penolakan besar yang terjadi dari pihak non-muslim, maka rencana pembangunan masjid-masjid berikutnya masih dipending sampai saat ini. Hal ini dilakukan untuk menjaga kestabilan kerukunan umat beragama yang sudah di jalin di Kota Moskow selama ratusan tahun lamanya.
Tidak heran jika pada saat dua hari raya besar Islam datang, masyarakat yang melakukan sholat berjamaah di keempat masjid Moskow, termasuk di Masjid kathedral ini membludak hingga mencapai jalan raya, karena memang sudah tidak tertampung lagi jika dipaksakan didalam masjid maupun pelatarannya. Meskipun para kaum muslimin melaksanakan sholat di jalan raya, namun pelaksanaan sholat hari raya sampai selesai dengan halal bihalalnya dapat terlaksana dengan hikmat dan lancar.
Asal Nama Masjid Katedral
Sebutan “Katedral” yang melekat pada masjid ini memang sangat aneh, apalagi Katedral merupakan tempat ibadah umat kristen ortodox. Namun mau bagaimana lagi, karena memang masyarakat disana sudah terbiasa menyebut bangunan masjid tersebut sebagai “Katedral” hal yang salah kaprah tersebut masih tetap dilakukan hingga kini. Namun, ada nama lain yang ikut dilekatkan kepada masjid ini yaitu “Sabornaya” atau dalam bahasa Indonesianya “Masjid Agung”, karena memang bangunan masjid ini difungsikan sebagai “Masjid Agung”.
Lalu disebut juga dengan “Mosque at Prospect Mira”, karena lokasi tempat berdirinya masjid ini berada di Prospect Mira Street atau Jalan Perdamaian. Lalu sebutan yang terakhir yang disematkan dalam masjid ini adalah “Masjid Tatar” atau “Tatar Mosque”, karena pada awalnya masjid ini memang hanya didominasi oleh Umat Muslim yang berasal dari Etnis Tatar.
Fasilitas Masjid Katedral
Selain difungsikan sebagai tempat untuk peribadatan umat muslim di Kota Moskow yaitu sholat lima waktu, sholat Jum’at, Sholat Tarawih, Sholat Hari Raya dan menjadi pusat kegiatan pada hari besar lainnya, ternyata masjid ini juga menjadi kantor bagi muftiyat Rusia. Serta dibangun juga perpustakaan Islam dan Lembaga pendidikan Islam.
Selain itu, para pengurus masjid juga menyediakan fasilitas pengurusan Sedekah, Zakat, atau bahkan permintaan doa bagi keluarganya yang masih hidup maupun yang sudah meninggal.
Sejarah Masjid Katedral Moskow
Masjid Katedral atau Masjid Agung Kota Moskow ini dibangun pada tahun 1903-1904 lalu, ditangani oleh seorang arsitek bernama Nikolai Alekseyevich Zhukov. Seluruh dana pembangunan masjid ini ditanggung sepenuhnya oleh saudagar muslim bernama Saleh Yusupovich Yerzin. Pembangunan masjid ini pun terbilang sangat cepat karena hanya memakan waktu selama 5 bulan saja. Selesai dan diresmikan pada tanggal 27 November 1904, dan langsung dipimpin oleh Imam Badridin Hazrat Alimov, yaitu salah seorang tokoh yang berani maju untuk mengajukan proposal pembangunan dan penggunaan bangunan masjid tersebut sebagai tempat ibadah umat muslim secara resmi di Kota Moskow, Rusia.
Masjid Katedral atau Masjid Agung Kota Moskow ini dibangun karena sebuah keinginan untuk pembangunan masjid di Kota Moskow pada saat umat muslim yang berada disana masih didominasi oleh Kaum Muslim dari Etnis Tatat.
Tepatnya pada tahun 1903 / 1904, akhirnya permohonan pembangunan masjid yang sudah dimulai oleh kaum etnis muslim Tatar dari kawasan Zamoskvorechye, Sretenka, Butcher dan Pipe sejak tahun 1894, disetujui oleh pemerintah. Mereka pantang menyerah meskipun selama kurun waktu 8 tahun tersebut proposal pembangunan masjid terus ditolak oleh pemerintah kota setempat.
Akhirnya, pada bulan Desember 1903, Pemerintah Kota Moskow yang pada saat itu dipimpin oleh Gubernur Jenderal Grand Duke Sergei Alexandrovich menyetujui proposal dari kaum muslim Tatar dan mengijinkan mereka untuk membangun sebuah masjid.
Setelah ijin tersebut didapatkan, proses pembangunan masjid ini pun segera dilaksanakan dengan bantuan dana keseluruhan dari saudagar muslim kaya bernama Saleh Yusupovich Erzin. Meskipun dana yang dihabiskan mencapai 35 ribu Rubel Rusia, namun pihak penyandang dana tersebut tidak merasa keberatan sedikitpun, karena beliau menyadari bahwa seluruh harta yang dimilikinya adalah titipan Allah, dan harus digunakan untuk kemashlahatan agama Islam.
Arsitek yang menanangani pembangunan masjid ini adalah Nikolai Zhukof yang mengadopsi gaya bangunan dari negara Byzantium. Masjid ini dapat menampung hingga 2.000 jamaah, namun jumlah tersebut sangat kurang, karena hanya ada 4 masjid yang berada di Kota Moskow yang harus melayani lebih dari 2 juta orang muslim di wilayah tersebut. Jadi, minimal kapasitas yang harus dimiliki masjid tersebut adalah 500.000 orang jamaah sekaligus.
Proses pembangunannya pun hanya memakan waktu 5 bulan saja, dan terhitung sejak tanggal 27 November 1904 lalu, maasjid ini sudah mulai difungsikan secara resmi sebagai tempat peribadatan umat muslim etnis Tatar.
Pada masa-masa pemerintahan rezim Uni Soviet, majid ini juga ikut ditutup dan dilarang penggunaannya oleh Rezim Komunis tersebut. Bahkan ironisnya ada beberapa imam masjid yang ditangkap dan dibunuh.
Masjid ini pun juga pernah mengalami masa-masa kelam dimana hanya dihuni oleh korban Perang Dunia II yang benar-benar menyisakan luka bagi kaum muslimin. Kaum wanita, anak-anak, dan orang yang cacat serta beberapa orang yang baru kembali dari medan peperangan memilih untuk tinggal di masjid ini, karena dianggap sebagai tempat yang paling aman dengan perlindungan Tuhan. Pada saat itu, jamaah dan pengurus masjid pun mengumpulkan segala kebutuhan untuk korban perang tersebut, termasuk makanan dan pakaian yang layak.
Islam Di Akui Di Rusia
Setelah Rezim Komunis Uni Soviet hancur pada tahun 1990-an, akhirnya pada tahun 1991 komunitas keagamaan di seluruh Rusia diakui secara resmi oleh Pemerintah Kota maupun Pemerintah Negara Rusia. Beberapa bangunan masjid yang sudah runtuh atau bahkan yang sudah hancur kemudian diperbaiki kembali dan mulai difungsikan kembali.
Selain itu, untuk menampung segala aspirasi masyarakat muslim yang semakin menyebar di kawasan Moskow Rusia, akhirnya dibentuklah satu Lembaga Administrasi Agama Islam Rusia yang berpusat pada Masjid Katedral ini. Lalu pada tahun 1996 dibentuk satu Dewan baru yaitu Dewan Mufti Rusia sebagai organisasi yang mengelola seluruh lembaga-lembaga administrasi muslim yang tersebar di Negara Republik Federasi Rusia tersebut. Kantor Dewan Mufti Rusia juga ditempatkan di komplek Masjid Katedral Moskow ini.
Proyek Perluasan Masjid Katedral – Masjid Agung Kota Moskow
Seperti yang sudah disebutkan pada artikel sebelumnya, Masjid Katedral merupakan masjid tertua kedua di Kota Moskow yang didirikan sejak tahun 1903-1904. Masjid yang dirancang dengan seni bina bangunan khas Byzantium ini memiliki ciri khas yang tidak bisa dipisahkan dari wilayah timur tengah, yaitu dengna kubah besar dan juga menara yang lancip menjadi salah satu ciri khas tersendiri.
Namun, kita tidak akan pernah melihat lagi keindahan klasik dari rancangan asli dari Nikolay Zhukov yang sangat klasik tersebut, karena keseluruhan total bangunannya sudah dirobohkan pada tanggal 11 September 2011 lalu. Perobohan tersebut ternyata memiliki tujuan baik yaitu akan dilakukannya pembangunan masjid baru dilokasi yang sama dengan ukuran yang lebih besar, berkali lipat dari ukuran sebelumnya. Hal ini juga dilakukan seiring membludaknya jamaah yang memenuhi masjid ini terutama pada saat perayaan dua hari raya islam.
Sebenarnya, Rencana peluasan masjid ini sudah muncul dari tahun 2004 lalu, dan baru disetujui oleh Presiden Medvedev. Bahkan Vladimir Putin yang menajdi perdana menteri pada saat itu langsung mengucapkan selamat atas perolehan izin pembangunan masjid tersebut.
Masjid tersebut kemudian mulai dibangun diatas tanah seluas 15 ribu meter persegi, kemudian 5 ribu meter persegi akan dijadikan sebagai bangunan utama masjid yang akan mampu menampung hingga 6 ribu jamaah sekaligus. Jumlah jamaah yang bisa mampu ditampung sekaligus tersebut menjadi 4 kali lipatnya dari jamaah yang sebelumnya.
Renovasi masjid terus berlanjut dengan pembangunan sebuah kubah besar dengan diameter 27 meter, dan tinggi 40 meter. Sepasang menara kembar pun turut dibangun dengan ketinggian 75 meter. Kubah dan Menara tersebut kemudian dilapisi dengan tembaga dan juga seng titanium. Lalu pada bagian tembok dan laintainya akan dihiasi dengan batu granit dan batu pualam dibalut warna putih dan hijau yang semakin memperindah masjid tersebut.
Kemudian, ditambahkan pula gedung parkir dengan tiga lantai yang mampu menampung hingga 500 kendaraan roda 4. Lalu dibagian atapnya akan dijadikan area yang terbuka dengan fasilitas air mancur, sedangkan pada saat perayaan hari raya, bagian atap tersebut akan difungsikan sebagai ruang tambahan sholat untuk para jamaah.
Selain bangunan utama dan beberapa bangunan lainnya, ada juga penambahan gedung hotel, kantor muftiyat, ruang aula, dan juga beberapa kantor bagi beberapa komunitas islam di Rusia. Dibangun pula Pusat Kebudayaan Islam, dan beberapa pertokoan yang menjual berbagai macam kebutuhan umat muslim seperti buku-buku Islam, perlengkapan sholat, dan juga makanan yang terjamin halal.
Perobohan dan pembangunan ulang masjid yang sudah berumur lebih dari 1 abad tersebut sempat menuai kontroversi yang begitu panas dari seluruh masyarakat pemerhati warisan budaya dunia yang berada di Moskow maupun belahan kota di Negara Rusia lainnya.
Meskipun menuai banyak sekali protes, namun para mufti dan juga pengurus masjid tetap melanjutkan pembongkaran tersebut. Karena mereka berkeyakinan bahwa masjid yang sudah tidak dapat memadai untuk menampung para jamaah yang membludak,harus segera di perbarui agar umat muslim yang ikut melakukan sholat berjamaah tidak sholat di tengah jalan lagi.
Masjid Katedral atau Masjid Agung Kota Moskow ini juga menjadi tempat peribadatan pertama kali yang dirobohkan. Namun perobohan tersebut bukan karena akibat perang ataupun konflik lainnya, namun karena murni untuk kemashlahatan umat.