Masjid King Fahd atau Masjid Raja Fahd atau juga biasa dikenal dengan The Central Mosque of Banjul merupakan Masjid Nasional di Negara Republik Gambia. Masjid ini berdiri di pusat kota Banjul dengan kemegahan tersendiri.
Gambia sendiri merupakan salah satu negara yang memiliki penduduk mayoritas muslim, maka dari itu masjid terbesar di kota Banjul dapat berdiri dengan megahnya. Ciri khas yang dimiliki oleh Masjid King Fahd ini adalah bangunannya yang berwarna putih, dengan 2 menara yang menjulang tinggi di bagian depan yang mengapit pintu utama untuk memasuki masjid ini.
Republik Gamia adalah negara yang mendapatkan kemerdekaannya untuk pertama kali pada tahun 1965 lalu, terpaut 20 tahun dari Kemerdekaan Indonesia. Gambia memiliki ekonomi yang belum terbilang maju, dimana mereka mempunyai cadangan mineral dan SDM pertanian yang sangat terfokus, namun masih hanya tergantung pada produk-produk pertanian saja untuk bertahan hidup. Beberapa perusahaan manufaktur memang sudah didirikan, namun hanya untuk pemrosesan kacang dan ikan saja. Bayangan pengangguran pun masih melekat pada negara ini, karena memang belum banyak berdiri industri-industri yang mampu menyerap tenaga kerja.
Meskipun ekonomi para rakyat memang sangat minim, dengan ketergantungannya terhadap bidang pertanian saja, namun antusiasme dari muslim disana patut diacungi jempol, karena bisa membangun salah satu masjid termegah yang bisa ditemui di negara Gambia.
Masjid King Fahd / Masjid Raja Fahd terletak di Kota Banjul, Ibukota Republik Gambia. Tepatnya berada di Box Bar Road, dan berseberangan dengan turu pahlawan Banjul. Masjid ini menjadi masjid terbesar dan termegah yang berada di Gambia. Bangunan masjidnya dilengkapi dengan dua menara kembar yang sangat mirip dengan menara Masjidil Haram Mekah. Kedua menara tersebut dibangun mengapit pintu utama masjid, dan sekaligus menjadi ciri khas tersendiri bagi Masjid King Fahd ini.
Secara keseluruhan arsitektur pembangunan masjid ini didasarkan pada arsitek bangunan arab. Namun, ada beberapa adopsi dari seni arsitektur lokal yang turut diiplementasikan pada masjid ini. Arsitektur modern turut diadopsi seperti pada bagian pintu utama masjid yang dilengkapi dengan lengkungan bangunan dibagian depannya. Sedangkan pada bagian menaranya berbentuk segi delapan, dibalut dengan warna putih bersih yang akan memberikan kesan kemegahan.
Masjid King Fahd ini dibangun pada tahun 1988 sebagai bentuk renovasi toal dari masjid yang sebelumnya dibangun pada tahun 1930. Dengan ukurannya yang luas, masjid ini mampu untuk menampung hingga 6.000 jamaah.
Arisitektur masjid ini juga lumayan unik karena meskipun tergolong dengan adopsi arab, namun masjid ini tidak memiliki kubah seperti pada masjid-masjid lainnya. Atapnya hanya berupa atap tradisional hunian masyarakat setempat, dengan bentuk denah bintang.
Ciri khas yang palign mencolok dari bangunan masjid ini adalah dua menaranya yang menjulang tinggi, dibalut dengan arna putih bersih yang semakin menambah kemegahannya. 2 gazebo pun turut dibangun dibagian tengah dan dibagian puncak menaranya. Menara tersebut pada zaman dulu difungkan sebagai tempat mengumandangkan adzan, namun setelah ada teknologi pengeras suara akhirnya dipasang pengeras di bagian gazebo bawah.
Setiap harinya, masjid ini selalu penuh dengan warga muslim asli gambia yang umumnya berkulit hitam. Puncak keramaian yang terjadi pada masjid ini terjadi pada saat bulan ramadhan, dimana masjid ini menjadi tujuan utama untuk para jemaah di kota Banjul dalam melaksanakan ibadah sholat tarawih, maupun sholat fardhu lainnya secara berjamaah.