Beberapa kilometer di luar ibukota Turkmenistan, Ashgabat, berdiri masjid terbesar di Asia Tengah. Memiliki kubah indah dengan berlapiskan emas, kubah tersebut memiliki ukuran yang besar berdiameter 50 meter. Kemudian masjid tersebut juga memiliki 4 menara, masing masing memiliki ketinggian 91 meter. Negara Turkmenistan yang merdeka pada 1991 tentu saja menjadi perhatian umum karena memiliki masjid yang begitu megah dan indah.
Hiasan atau ornamen pada interior masjid sangat indah seperti bintang-bintang 8 sisi yang saling bertautan dari kayu ceri dan pilar-pilar yang dilapisi marmer Carrara. Lantai marmer tersebut masih dilapisi karpet besar dari tenunan tangan yang berada di tengah masjid. Masjid Kipchak mampu menampung 10.000 jemaah di dalam masjid, sayangnya jamaah sepi di masjid ini.
Penyebabnya adalah kaum muslim disana tidak menyukai Turkmenbashi, ia adalah seorang presiden diktator pertama Turkmenistan yang telah membangun masjid untuk menghormati ibunya dan sekarang dimakamkan di sampingnya di sebuah makam di sebelah masjid. Atau mungkin penyebab lainnya ada hubungannya dengan teks-teks Ruhnama, yaitu buku pedoman moral mantan presiden yang dipahat ke marmer yang berisi pujian kepada Turkmenbashi sebagai satu-satunya pemimpin yang harus diikuti oleh orang Turkmens, dan Ruhnama sebagai satu-satunya buku yang harus dibaca oleh orang Turki.
Teks Ruhnama tadi sebagai berikut “Ruhnama adalah Kitab Suci – Qur’an adalah buku Allah” secara akidah ini bertentangan dengan ajaran Islam. Perusahaan Prancis Bouygues atas perintah presiden Turkmenistan Saparmurat Niyazov yang mengerjakan pembangunan Masjid Kipchak. Saparmurat Niyazovdua tahun kemudian meninggal dan di makamkan di dekat masjid tersebut pada 24 Desember 2006. Masjid ini pernah mengundang amarah banyak Muslim di seluruh dunia karena pada dindingnya dihiasi kutipan dari buku Ruhnama atau buku jiwa yang dikarang oleh Niyazov tentang gagasan spiritual yang sangat bertentangan dengan akidah Islam.