Masjid Dian Al-Mahri merupakan masjid yang dibangun didalam komplek Islamic Center Dian Al-Mahri. Tepatnya berada di Jln. Meruyung-Cinere, Kecamatan Limo, Depok, Jawa Barat. Masjid Dian Al-Mahri juga biasa terkenal dengan sebutan “Masjid Kubah Emas” karena memang kubahnya berlapiskan emas asli. Masjid Kubah Emas Dian Al-Mahri selain digunakan sebagai tempat beribadah sehari-hari, juga sering digunakan untuk kegiatan islami untuk komunitas tersebut dan juga menjadi salah satu objek wisata favorit untuk keluarga. Selain daya tarik dari kubahnya yang berlapiskan emas, masjid ini juga terkenal memiliki area yang sangat luas dan juga terbuka untuk umum, sehingga banyak yang menyempatkan diri untuk mengunjungi masjid ini untuk sekedar beristirahat maupun berwisata menimkati keindahan bangunan masjidnya.
Masjid ini menjadi salah satu objek wisata yang paling digemari oleh masyarakat lokal maupun interlokal bahkan dari mancanegara. Karena memang daya tarik dari kubah dengan berlapis emas 24 karat tersebut menjadi salah satu objek yang membuat penasaran. Apalagi, hanya ada 8 masjid di seluruh dunia ini yang kubahnya berlapiskan emas, dan Masjid Dian Al-Mahri menjadi masjid yang paling baru dalam mengusung konsep kubah beralpis emas tersebut.
Sejarah Pembangunan Masjid Dian Al-Mahri
Bangunan Masjid Dian Al-Mahri dibangun oleh Hj. Dian Djuriah Maimun Al-Rasyid, salah satu pengusaha yang berasal dari Banten yang sudah lama tinggal di Negara Saudi Arabia. Beliau membeli sebuah lokasi tanah yang memang dipeuntukkan untuk pembangunan masjid ini sejak tahun 1996, dengan luas 50 hektar. Kemudian, pembangunan masjid ini dimulai pada tahun 2001, dan baru selesai dan diresmikan penggunaannya pada akhir tahun 2006. Masjid ini dibuka untuk umum pada tanggal 31 Desember 2006.
Arsitektural Masjid Dian Al-Mahri
Dengan mengambil lokasi seluas 50 hektar, bangunan masjid ini didirikan dengna luas 60 x 120 meter atau sekitar 8.000 meter persegi. Desain masjidnya memang dibuat seluas mungkin, karena tanah yang diwakafkan memang sangat luas. Maksud lainnya adalah agar jamaah yang dapat ditampung di masjid ini juga semakin banyak. Saat ini bangunan Masjid Dian Al-Mahri mampu untuk menampung 15.000 hingga 20.000 jamaah sekaligus. Bahkan saking luas dan megahnya, kawasan Masjid Dian Al-Mahri ini sering disebut-sebut sebagai kawasan Masjid Termegah se-Asia Tenggara.
Pembangunan masjid ini dirancang khusus oleh arsitek Uke Setiawan, dimana 5 kubah didirikan, 1 kubah utama dan 4 kubah-kubah kecil disekelilingnya. Seluruh kubah tersebut dilapisi dengan emas asli dengna ketebalan 2 mm hingga 3 mm dan juga dilapisi dengan mozaik kristal.
Bentuk Kubah Utama didesain sedemikian rupa mirip dengan kubah di Masjid Taj-Mahal India. Dibuat dengan ukuran diameter bawah 16 meter, diameter tengah 20 meter, serta tinggi 25 meter. Sementara kubah yang lebih kecil berukuran 6 x 7 x 8 meter. Selain itu, ada juga sebuah lampu gantung seberat 8 ton, yang diimpor langsung dari italia. Lalu, ada juga hiasan yang terletak di atas mihrab yang juga terbuat dari emas 18 karat dan juga pagar dilantai dua serta berbagai seni kaligrafi di langit-langitnya kesemuanya di lapisi dengan emas.
Secara umum, jika kita lihat masjid ini dari atas, akan mirip dengan konsep-konsep pembangunan masjid besar di negara Timur Tengah. Dengan ciri khas kubah, menara, serta halaman di bagian dalam atau biasa disebut dengan plaza. Apalagi berbajgai macam detail hiasan yang ada didalam Masjid Kubah Emas Dian Al-Mahri juga banyak kesamaan dengan ornamen yang ada pada masjid Timur Tengah.