Masjid yang mendapatkan nama “Nemezis” ini terletak di Totiru G.4, Nemezis, Lithuania, dan disebut juga dengan “Nemezio Tatar Mosque”.
Masjid Nemezis merupakan salah satu dari kesekian masjid tua yang masih berdiri kokoh di Negara Lithuania. Sebenarnya masjid ini tidak memiliki nama khusus, namun karena terletak di desa Nemezis, maka nama masjid di identikkan dengan tempat berdirinya. Masjid ini dibangun dan didirikan oleh pasukan muslim Tatar yang tinggal di Semenanjung Chrimea pada saat diundang langsung oleh Raja Vytautas ke Negaranya pada tahun 1397.
Raja Vytautas pada masa kejayaannya adalah raja terbesar dalam seluruh sejarah Lithuania. Pada masa itu kekuasaan raja Vytautas bahkan sampai wilayah yang kini menjadi Negara Polandia dan Belarussia. Sedikitnya ada 4 masjid tua yang menjadi peninggalan semasa kejayaan Raja Vytautas dan sampai sekarang masih berdiri kokoh di Polandia dan Belarussia. Keempat masjid tua peninggalan sejarah tersebut dibangun sendiri oleh kaum Muslim Tatar pada masa itu.
Pasukan Muslim Tatar pada sekitar abad ke-14 ditugaskan oleh Raja Vytautas untuk membangun sebuah desa pertahanan yang sekarang disebut dengan desa “Nemezis”, tepatnya diluar tembok kota Vilnius. Pasukan tersebut dibentuk dengan maksud sebagai pertahanan tambahan negara Lithuania dari serangan Kerajaan Jerman.
Pasukan Muslim Tatar tersebut ditempatkan tidak jauh dari Ibukota Kerajaan, karena jika sewaktu-waktu kerajaan membutuhkan bantuan, maka jarak tempuhnya tidak akan terlalu jauh. Apalagi saat itu di Desa Nemezis juga terdapat Istana musim panas yang dikhususkan bagi Raja Vytautas dan Permaisurinya, yang harus dijaga ketat.
Masjid Nemezis sendiri sebenarnya telah dbangun pertama kali pada tahun 1684, namun sempat mengalami insiden kebakaran pada tahun 1963. Baru kemudian dibangun ulang pada tahun 1909 dibantu oleh arsitek A.Soninas sebagai perancang bangunannya.
Bangunan masjid ini sangat simpel, yaitu hanya berbahan baku kayu, dan seng sebagai bahan atapnya. Pada bagian atap ditempatkan sebuah menara dengan bentuk segi gelapan, serta dilengkapi dengan ornamen bulan sabit, yaitu simbol dunia islam. Jika diperhatikan bagian menara tersebut mirip sebuah gazebo namun dilengkapi dengan sebuah kubah kecil berbahan metal. Di samping kiri masjid terdapat sebuah pemakaman tua yang sudah ada dari sekitar abad ke-14 – 16.
Pada masa peperangan antara Lithuania dan Uni Soviet atau khususnya Jerman, masjid ini mengalami kerusakan yang lumayan parah. Apalagi komplek masjid ini juga digunakan sebagai basis perang oleh pasukan Uni Soviet untuk membombardi Ibukota Lithuania, Vilnius.
Kerusakan masjid Nemezis pun semakin parah, apalagi ditambah dengan insiden kebakaran yang melanda masjid pada tahun 1963. Beruntung sebagian masjid masih bisa diselamatkan. Hanya bagian menara puncak saja yang terpotong, karena menjadi asal dari titik kebakaran.
Kemungkinan kobaran api tersebut memang disengaja, karena pada saat itu pemerintah Uni Soviet ingin menghancurkan masjid yang sudah tua tersebut. Namun penentangan terjadi dari masyarakat sekitar masjid tersebut. Penghancuran masjid memang di batalkan, namun pada saat itu masjid Nemezis dijadikan sebagai gudang penyimpanan biji gandum dari tahun 1968 hingga 1978.
Baru di tahun 1978, masjid ini dikembalikan ke komunitas muslim, dan akhirnya dilakukan pemugaran kembali pada tahun 1993. Kemudian dilakukan pemugaran kedua pada tahun 2009 lalu, sekaligus sebagai penetapan bahwa Masjid Nemezis masuk dalam salah satu Cagar Budaya Lithuania.
Meskipun hanya berbahan baku kayu untuk bangunannya, dan seng untuk atap, serta metal untuk menara dan kubahnya, ternyata masjid ini bisa bertahan sampai sekarang. Padahal musim di Lithuania sangat ekstrim dengan salju yang biasanya menumpuk pada musim dingin.