Contents
Masjid Nurul Iman Padang beralamat di pertigaan Jalan Imam Bonjol dengan Jalan Husni Thamrin, Kota Padang, Sumatra Barat. Masjid Nurul Iman Padang juga populer dengan nama Masjid Presiden. Salah satu masjid terbesar di Kota Padang ini mulai di bangun pada tahun 1958 dengan proses pembangunan yang cukup lama karena keterbatasan dana. Masjid yang beberapa kali mengalami musibah yang merusak dan menghancurkan bangunannya, maka bangunan masjid yang berdiri saat ini adalah bukan bangunan aslinya.
Ledakan Bom
sumber : https://id.wikipedia.org/
Masjid Nurul Iman Padang yang di bangun pada tanggal 26 September 1958 saat itu merupakan pembangunan masjid di Kota Padang dalam situasi yang diliputi kekacauan akibat pasca pergolakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI). Lokasi masjid yang berukuran 150 x100 meter dekat dengan lahan mahal yang dikuasai oleh tentara. Lokasi tersebut berada di pertigaan Jalan Imam Bonjol dengan Jalan Husni Thamrin. Pada tahun 1960 proses pembangunan awal pondasi tuntas dikerjakan. Selanjutnya proses pembangunan Masjid Nurul Iman Padang sangat lambat karena minimnya dana.
Trauma masyarakat tentang peristiwa invasi tentara di bawah pimpinan Presiden Soekarno dalam memadamkan PRRI, membuat masyarakat enggan berdonasi dalam pembangunan masjid tersebut. Namun, meskipun masjid belum rampung 100%, aktivitas sholat Jumat sudah dilakukan di Majid Nurul Iman Padang. Pda masa jabatan Gubernur Sumatra Barat, Kaharudin Datuk Rangkayo Basa. Masjid diberi nama Nurul Aman yang memiliki arti ‘lambang keamanan’. Kemudian pada 10 Maret 1966, Gubernur yang menjabat saat itu, Suputro Brotodihardjo mengeluarkan SK tentang penggantian nama masjid menjadi ‘Masjid Nurul Iman’.
sumber : https://widiutami.com/
Pada masa Orde Baru proses pembangunan masjid dilanjutkan karena mendapat dukungan dana dari pemerintah pusat. Ditahun 1976 pembangunan Masjid Nurul Iman Padang hampir rampung 100%. Tepatnya pada 11 November 1976 pukul 22.20 terjadi peristiwa ledakan bom di dalam masjid. Akibat ledakan bom tersebut sebagian besar bangunan masjid hancur. Kabar baiknya ledakan bom tidak berakibat korban jiwa.
Meskipun masjid di tutup untuk penyelidiakan, Masjid Nurul Iman Padang masih digunakan untuk sholat Jumat. Karena kerusakan parah, maka masjid ini di bongkar dan di bangun kembali. Pembangunan dilakukan dengan desain dua lantai yang memiliki luas masing-masing 2.700 meter persegi dan 1.350 meter persegi. Kala itu pembangunan ulang Masjid Nurul Iman Padang menghabiskan dana sebesar 300 juta rupiah yang terdiri dari sumbangan dari tentara, infaq jamaah, dan Presiden Suharto sebesar 32,5 juta rupiah. Masjid ini diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri Amirmachmud dan julukan Masjid Presiden karena Presiden Suharto selalu singgah di Masjid Nurul Iman Padang jika berada di Sumatra Barat.
Gempa Bumi 2009
sumber : https://www.wikiwand.com/
Renovasi Masjid Nurul Iman terus dilakukan oleh pemeritah provinsi Sumatra Barat. Gubernur Zainal Bakar saat menjabat juga berencana merenovasi Masjid Nurul Iman Padang. Namun, proses pembongkaran sangat lambat hingga masa jabatan Gubernur Zainal Bakar habis pada 2005. Sehingga mengakibatkan banyak kekecewaan dari berbagai kalangan. Akhirnya rencana tersebut diteruskan oleh Gubernur berikutnya hingga pembangunan selesai pada tahun 2007 dengan menghabiskan dana 18,24 milliyar rupiah yang diambil dari APBD Sumatra Barat. Kemudian masjid diresmikan oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla pada 7 Juli 2007.
Dua tahun masjid yang telah di bangun kemabli ini mengalami bencan gempa bumi pada 30 September 2009. Gempa bumi tersebut mengakibatkan kerusakan pada runtuhnya sebagian plafon di lantai satu dan keretakan pada dinding. Pasca gempa, Masjid Nurul Iman Padang dilakukan renovasi sehingga masjid memilki arsitektur masjid yang bisa dinikmati hari ini. Arsitektur masjid ini diantaranya sebuah kubah besar di bangunan utama, sebuah menara, 30 tiang untuk menopang bangunan utama. Dominasi warna hijau pada bangunan masjid dengan dilengkapi hiasan ornamen dinding dan pagar masjid.
Status Masjid Agung
sumber : https://surautv.id/
Masjid Nurul Iman Padang pengelolan sebelumnya dilakukan oleh pemerintah provinsi Sumatra Barat, sehingga masjid ini berstatus Masjid Raya. Namun, setelah pengelolaan ini berpindah ke tangan pemerintah Kota Padang maka status Masjid Nurul Iman menjadi Masjid Agung. Status ini sudah sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan pihak Kementerian Agama serta ditetapkan oleh Dewan Masjid Indonesia (DMI). Sehingga, Masjid Nurul Iman masuk dalam kategori strata tipe D.