Masjid Nurul Islam konon dibangun oleh seorang ulama keturunan Indonesia. Masjid ini sekaligus menjadi masjid tertua ketiga di Afrika Selatan yang dibangun pada tahun 1834 oleh putra dari Pengeran Abdullah Kadi Abdus Salam dari Tidore.
Sejarah Masjid Nurul Islam
Masjid Nurul Islam dibangun pertama kali pada tahun 1834 oleh Putra dari Pengeran Abdullah Kadi Abdus Salam, Abdol Rauf dari tidore. Masjid ini juga menjadi bangunan masjid yang pertama kali dibangun oleh santri dari Imam Achmad Van Bengalen di Afrika Selatan.
Lokasi berdirinya masjid ini adalah di Jln. Buitengracht. Masjid ini pada saat pertama kali dibangun hanya sangat sederhana saja dan hanya mampu menamppung 150 jamaah sekaligus. Namun, setelah diadakannya renovasi bangunan pada tahun 2001 lalu, Masjid Nurul Islam sudah mampu menampung hingga 700 jamaah sekaligus.
Seperti kebanyakan masjid di negara yang mayoritas penduduknya non-muslim, Masjid Nurul Islam ini juga terbuka untuk umum, bahkan untuk para pengunjung maupun wisatawan non-muslim. syarat yang diajukan hanyalah menutup aurat dan tidak mengganggu jika ada prosesi ibadah sedang terjadi.
Pada tahun 2008 lalu, renovasi kembali dilakukan dengan menutup bagian atap yang terbuat dari beton untuk digunakan sebagai ruang sholat tambahan, maupun gudang penyimpanan lainnya. Hal tersebut dilakukan mengingat bahwa atap cor tersebut sudha mulai bocor, jadi harus ditutup agar kerusakan tidak semakin parah.
Lalu ditambahkan pula beberapa tempat berwudlu baru di balkoni bagian depan. Diletakkan pula sebuah kubah setinggi 4 meter yang dapat dibuka dan ditutup untuk ventilasi udara yang fleksibel. Sementara pada bagian atapnya kembali ditutup dengan lembaran tunggal, agar kemungkinan kebocoran yang akan terjadi bisa sangat diminimalkan. Beberapa Jendela baru juga turut ditambahkan, yang berguna sebagai ventilasi udara jika terjadi panas / pengap didalam ruangan.
Renovasi bangunannya didanai dengan swadaya masyarakat muslim sekitar, yaitu dengan cara pengumpulan sumbangan seikhlasnya dari anggota komunitas dan juga dari berbagai tempat usaha disana.
Beberapa kegiatan turut diadakan di Masjid Nurul Islam ini, salah satunya adalah kegiatan diskusi tentang Islam yang terdiri dari mahasiswa mudah yang berasal dari Mesir dan Saudi. Program kajian Diskusi Islam seperti ini selalu dilakukan pada malam selasa tiap minggunya.
Forum diskusi tersebut terbuka bagi semua kalangan muslim setempat, terutama bagi para remaja yang ingin mengeksplorasi dirinya lebih jauh lagi. Beberapa proses kuliah singkat juga turut diberikan seperti perkuliahan tentang pendidikan fiqih, dan lain sebagainya.
Selain itu, Masjid Nurul Islam juga mengadakan pendidikan pemahaman tentang Ibadah Haji, yang biasanya diadakan setiap hari kamis malam.
Arsitektural Masjid Nurul Islam – Cape Town
Jika kita lihat sekilas, bangunan Masjid Nurul Islam sangat tidak mirip dengan masjid kebanyakan, dan hanya lebih mirip suatu gedung apartemen bertingkat. Yang menjadi tanda bahwa bangunan tersebut adalah plakat besar didepan masjid “Nurul Islam Mosque” dan juga tulisan kalligrafi arab yang berarti “Masjid Nurul Islam”.
Jika kita masuk pada bagian dalam masjid, kita akan disuguhi dengan pemandangan yang sangat sederhana, polos, namun tetap ada beberapa hiasan yang terbuat dari kaligrafi unik, beserta beberapa lukisan cantik.
Karena berbentuk gedung, bagian mihrab tidak dibentuk menjorok keluar seperti pada umumnya masjid, namun lebih dibuatkan ruangan kecil saja. kemudian bagian mihrab yang terbuat kayu juga diletakkan disamping mihrab tersebut.
Meskipun terasa sangat sederhana dan tidak wah sama sekali, namun ketenangan iktikaf yang bisa dilakukan di dalam masjid ini memberikan niilai plus.