Palm Tree Mosque atau dalam bahasa indonesianya berarti “Masjid Pohon Palem” terletak di 185 Long Street, Bo-Kaap, Cape Town, Western Cape, Afrika Selatan. Nama masjid ini memang menjadi cukup aneh karena disematkan dengan suatu pohon yaitu pohon palem. Bangunan Masjid Pohon Palem sekaligus menjadi bangunan masjid kedua yang dibangun di Bo Kaap dan Afrika Selatan menyusul Masjid Auwal, 34 Dorp street, yang dibangun oleh salah satu ulama Indonesia, Tuan Guru Abdullah Kadi Abdussalam atau Pangeran Kesultanan Tidore.
Pada awalnya, bangunan Masjid Pohon Palem ini merupakan sebuah rumah hunian penduduk sekitar, yang kemudian dialihfungsikan sebagai musholla / surau untuk masyarakat muslim sekitar. Nama masjid ini memang cukup aneh, hal ini disebabkan oleh sang pendiri (Pangeran Kesultanan Tidore) memang tidak pernah memberikan nama pada musholla / masjid ini. Akhirnya, komunitas disana memberikan nama “Palm Tree Mosque” karena dibagian depan masjdi terdapat dua pohon palem, dan sampai sekarang pun masih dikenal dengan sebutan “Masjid Pohon Palem”.
Yang lebih menarik dari masjid ini adalah, pendiri Masjid Pohon Palem ini merupakan murid dari Tuan Guru (Pangeran Kesultanan Tidore) yang membangun Masjid Auwal, Masjid pertama kali di Cape Town, Afrika Selatan.
Bentuk bangunan masjid ini tidak sama sekali tidak mirip dengan bangunan masjid pada umumnya, karena memang hanya seperti hunian rumah layaknya pada umumnya.
Sejarah Masjid Pohon Palem
Sejarah pembangunan Masjid Pohon Palem sangat erat kaitannya dengan Masjid Auwal yang menjadi masjid yang pertama kali dibangun di Cape Town, Afrika Selatan, oleh Pangeran Kesultanan Tidore. Beliau hingga kini juga dianggap sebagai ulama sekaligus bapak penyebaran agama Islam di negeri Afrika Selatan.
Pangeran Kesultanan Tidore wafat pada tahun 1807, kemudian mewariskan kepengurusan Masjid Auwal kepada Abdul Alim. Namun, dari keputusan tersebut ternyata ada 2 orang yang kecewa yaitu Frans Van Bengalen dan Jan Van Boughies. 2 orang yang menjadi jamaah sekaligus murid dari Pangeran Kesultanan Tidore tersebut kemudian keluar dari pengurusan masjid dan lebih memilih untuk mendirikan sebuah musholla sendiri, yang bertempat di rumah Jan Van Boughies di Long Street. Rumah yang difungsikan sebagai musholla tersebut akhirnya menerima status sebagai “Masjid” pada tahun 1825.
Pada saat diresmikan sebagai sebuah masjid, nama yang disematkan kepada masjid ini adalah nama pemilik rumah tersebut yaitu “Jan Van Boughies”. Beliau awalnya merupakan seorang budak yang dibawa oleh Belanda ke daerah Cape Town pada abad ke-18. Namun akhirnya berkat pengajaran dari Pangeran Kesultanan Tidore, beliau menjadi sangat terdidik, mahid dalam berbahasa arab, sekaligus menjadi salah satu tenaga pengajar di Madrasah milik Tuan Guru di komplek Masjid Auwal.
Lalu, bangunan yang saat ini disebut dengan “Masjid Pohon Palem” ini sudah didirikan sejak tahun 1780, namun masih sebagai rumah hunian yang dibangun oleh Carel Lodewijk Schot. Rumah tersebut kemudian dibeli oleh Jan Van Boughies dan dialihfungsikan sebagai bangunan masjid. Pemandangan yang sangat ironis juga terjadi disini, dimana toko yang berada tepat disebelah masjid ini merupakan toko penjual minuman keras, sangat kontras dengan bangunan masjid sebagai tempat peribadatan kaum muslim yang melarang keras adanya minuman keras.
Bangunan masjid ini juga menjadi satu-satunya bangunan yang masih bertahan seperti aslina sejak abad ke -18 hingga saat ini, sehingga nilai sejarah yang dikandungnya pun menjadi sangat besar.