Bentuk bangunan masjid qiblatain yang ada di Madinah memang berbeda dengan masjid lain yang ada di dunia. Pasalnya masjid ini memiliki 2 tempat imam yang kiblatnya berlawanan. Letak masjid Qiblatain sendiri berada di jln. Al Walid. Tepatnya di barat laut Madinah serta masjid nabawi. Disebut dengan Qiblatain karena dalam masjid ini telah menentukan arah qiblat di Ka’bah masjidil Haram.
Apabila anda melihat tempat imam didalam masjid ini, akan anda temukan tempat dimana imam untuk berdoa. Sementara untuk tempat imam dulunya ialah kiblat yang menghadap kea rah baitul maqdis yang masih berupa pasir serta tidak ada sajadahnya. Sementara untuk tempat shalat imam yang sekarang terdapat mimbar secara khusus sekaligus lengkap dengan doanya.
Sekarang ini memang masjd qiblatain termasuk perhentian bagi umat islam yang berkunjung ke Madinah. Salah satu tujuannya ialah ingin melihat arah kiblat di masjid ini.
Letak bangunan masjid qiblatain ini berada di sebuah bukit kecil yang ada di Quba tepatnya dibagian utara Harrah Wabrah kota Madinah. Awal mulanya masjid ini adalah bangunan masjid bekas rumah seseorang bernama Baha Salamah. Sehingga masjid ini mulanya disebut dengan masjid Bani Salamah. Lokasi masjid ini kira kira 7 kilometer jika dihitung dari jarak masjid Nabawi yang ada di Madinah.
Ruangan mihrab masjid qiblatain ini telah mengadopsi konsep orthogonal kaku serta simetri yang bisa anda amati dari adanya kubah kembar dan juga menara kembarnya. Untuk kubah utamanya menunjukan arah kiblat sekarang ini, sementara kubah keduanya telah mengarah kiblat yang dahulu digunakan. Adanya kubah palsu atau kubah yang kedua hanya digunakan untuk pengingat sejarah masalah kiblat saja.
Dulu masjid ini juga sempat mempunyai 2 arah mihrab yang terlihat menonjol. Satunya mengarah ke kiblat masjidil Haram sedangkan yang kedua mengarah ke masjidil Aqsha. Akan tetapi masjid ini kemudian telah direnovasi dan hanya focus pada satu kiblat saja yakni ka’bah mekah serta meminimalisir mihrab dengan arah kiblat ke Yerusalem.
Bentuk masjid ini juga cukup megah dan hampir sama dengan masjid pada umumnya yang ada di Arab Saudi. Salah satunya terlihat pada tempat shalat bagi wanita yang letaknya terpisah oleh jamaah laki laki dengan jarak yang sangat jauh. Jadi, bagi para jamaah wanita yang mau masuk ruangan shalat khusus wanita, harus berjalan berputar di sebelah kiri masjid.
Tempat shalat untuk para jamaah wanita hanya berukuran 150 meter persegi serta lebih tertutup rapat. Jika anda ingin langsung menuju keruangan shalat, bisa menaiki eskalator, yang sangat tinggi. Sementara didepan eskalator tepat juga ada rak sebagai tempat menaruh alas kaki para jamaah.
Jika anda mengamati bentuk kubahnya, jenis kubah yang seperti ini juga banyak ditemukan di masjid masjid Indonesia. Kubah yang kokoh ini dibuat dari beton sehingga ketahanannya tidak diragukan lagi. Kubah ini juga mampu bertahan hingga berpuluh puluh tahun. Untuk biaya perawatannya juga sangat terjangkau, jadi, anda juga bisa menghemat biaya perawatan kubah setiap tahunnya.
Jika di Indonesia jenis kubah ini juga bisa diberi warna sesuai dengan warna masjid yang ada dibawahnya. Jika kubah dimasjid qiblatain berwarna putih, ini karena menyesuaikan warna masjid yang ada dibawahnya. Warna kubah kembar dengan menara kembarnya juga sama yakni berwarna putih yang mencerminkan kemegahan dan kesederhanaan bangunan masjid ini.