Dakar merupakan sebuah ibukota dari Senegal yang berada di Afrika Barat. Kota Dakar sendiri adalah tempat pelabuhan penting di kawasan tersebut karena berada di sebuah semenanjung yang menjorok kea rah Samudera. Mayoritas penduduk di Dakar juga sebanyak 94% beragama islam. Oleh sebab itu beberapa bangunan masjid disana mudah ditemukan dan masjid Rabbani Oukam adalah salah satu masjid yang terkenal dan paling penting di Dakar.
Banyaknya umat muslim di Dakar tak lepas dari sejarah perkembangan agama islam disana. Tak hanya sejarahnya, di Senegal juga terdapat banyak orang suci atau para wali yang juga menyebarkan agama islam. Merea menyebaran agama islam sebelum Perancis menjajah negara tersebut. Hingga sekarang, berbagai masjid di Senegal tak lepas dari pengaruh besar para tokoh sufi disana. Dan salah satu masjid yang menarik berada di pinggiran kota Dakar adalah masjid rabbani yang disebut oleh media Eropa dengan nama Masjid Divinity.
Pembangunan masjid ini menurut legenda disana adalah berdasarkan petunjuk dari Allah SWT kepada Syeikh Muhammed Seyni atau dikenal juga dengan nama Sangabi. Hal itu dimulai ketika beliau bermimpi pada hari Jum’at tanggal 28 Juni 1973. Disebutkan dalam mimpinya bahwa beliau melihat sebuah masjid namun berada di langit dan disuruh untuk mengikuti masjid tersebut hingga ke bumi. Beliau terus mengikuti masjid tersebut hingga akhirnya bergerak dan berhenti di teluk Oukam. Lalu Syeikh Muhammed Seuni mengitari amsjid tersebut dan mengelilinginya serta menemukan tulisan ‘Allohu Akbar’ diatas pintu bessar masjid. Tulisan tersebut pun berwana emas dan tak lama kemudian masjid tersebut menghilang.
Kemudian pada tahun 1992 Syeikh Muhammad Seyni memulai mendirikan sebuah masjid serta memerintahkan kepada pengikutnya untuk ikut serta membangun masjid. Dilihat dari lokasinya, tempat tersebut tidak mudah karena berada di teluk tepi laut yang sulit untuk dijangkau serta jarang terdapat transportasi untuk mengunjungi masjid tersebut. Sehingga hal itu menyulitkan para pengikut untuk membantu pembangunan masjid itu.
Pada awalnya pembangunan masjid ini sempat membuat para penduduk disana berfikir dan menyatakan kritikan bagaimana bisa membangun sebuah masjid yang besar bahkan untuk membangun rumah pun tidak mampu. Selain itu, Syeikh Mohammed Seyni juga memiliki kendala berupa dana untuk membangun m asjid. Beliau tetap berusaha keras untuk mewujudkan mimpinya dan sangat percaya atas kuasa Allah bahwa keinginannya akan terwujud. Beliau juga tidak emmelas kasih agar diberikan sumbangan dana dari berbagai pihak termasuk dari negara sekalipun.
Namun, akhirnya para pengikut beliau yang tidak memiliki penghasilan yang banyak tetapi ikut serta mendanai pembangunan msjid tersebut dan beberapa orang kaya juga turuk bekerja sama dalam mendanai proyek tersebut. Perlu diketahui bahwa proses pembangunan masjid Rabbani tidak menggunakan berbagai alat-alat besar dan berat melainan menggunakan tangan secara manual. Tetapi atas kerja keras dan gotong royong menjadikan proses ini tidak terasa selesai hanya dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama.
Para jamaah memulai dengan menggali lubang yang sangat dalam untuk sebuah pondasi namun ternyata pada saat itu hujan turun dan mereka merasa khawatir tentang kerja keras mereka. Ajaignya, setelah hujan reda, tidak terdapat sedikitpun kerusakan terhadap masjid tersebut. Akhirnya selama 5 tahun 5 bulan 5 hari bangunan masjid Rabbani telah rampung dan kini telah berdiri megah di tepi teluk Oukam.