Contents
Masjid Raya Baiturrahman Aceh merupakan lambang dari rakyat Aceh yang religius, beranian dan nasionalis. Perjalanan sejarah telah membuktikan sejak berdirinya masjid ini hingga sekarang penuh dengan perjuangan rakyat Aceh yang religius, berani dalam melawan penjajah. Kini Masjid Raya Baiturrahman Aceh menjadi ikon kemegahan Kota Banda Aceh dan menjadi destinasi utama di Aceh. Ikon Masjid Raya Baiturrahman Aceh juga menjadi salah satu alasan mengapa Kota Aceh disebut sebagai Serambi Makkah. Selain itu ada fakta-fakta tentang Masjid Raya Baiturrahman Aceh.
Masjid Peninggalan Kesultanan Aceh
sumber : https://rencongpost.com/
Masjid Raya Baiturrahman Aceh di bangun oleh Sultan Iskandar Muda pada abad ke-16 tepatnya tahun 1612. Masjid ini sebelumnya menjadi pusat pendidikan Islam karena banyak orang dari Arab, Turki, India, dan Persia yang datang ke Aceh untuk menuntut ilmu. Meniru konsep dari Nabi Muhammad SAW dengan menjadikan masjid sebagai pusat segala aktivitas kehidupan, mulai dari ibadah, pemerintahan, pendidikan, dan lain-lainnya. Sebagaimana Masjid Raya Baiturrahman Aceh dulu menjadi pusat pemerintahan Kesultanan Aceh, salah satu buktinya masjid ini menjadi benteng pertahanan ketika melawan penjajah Belanda.
Pada pertempuran melawan Belanda, masjid ini pernah terbakar yang membuat kemarahan pasukan Aceh sampai pihak Belanda kehilangan Mayjen Khohler tewas dalam pertempuran di masjid ini. Pada tahun 1879 dibangunlah kembali Masjid Raya Baiturrahman Aceh oleh pihak Belanda melalui Gubernur Jenderal Van Lansnerge sebagai peredam kemarahan rakyat Aceh. Pembangunan masjid selesai pada tanggal 27 Desember 1883 dengan memiliki satu kubah. Pada tahun 1935 Masjid Raya Baiturrahman direnovasi dengan memperluas bangunan dengan menambahkan dua kubah lagi sehingga total kubah yang dimiliki 3 buah kubah.
Pasca kemerdekaan Indonesia di tahun 1959-1968, masjid ini direnovasi kembali dengan menambahkan 2 kubah lagi menjadi 5 kubah. Kemudian 2 kubah lagi ditambahkan dalam perluasan masjid menjadi 7 kubah hingga saat ini. Masjid kebanggaan rakyat Aceh ini sangat nyaman karena memiliki banyak fasilitas yang bisa dinikmati oleh jamaah.
Perpaduan Gaya Arsitektur Mughal, Persia dan Spanyol
sumber : https://sawitplus.co/
Masjid Raya Baiturrahman Aceh desain pertama kali dilakukan oleh arsitek Belanda yang bernama Gerrit Bruins. Rancangan masjid kemudian di adaptasi oleh L.P. Luijks, sebagai pelaksana pekerjaan konstruksi yang dilakukan oleh kontraktor Cina Lie A Sie. Gaya arsitektur mengadopsi gaya kebangkitan Mughal, yang dicirikan oleh kubah besar dengan menara-menara. Kubah hitam uniknya dibangun dari sirap kayu keras yang digabung menjadi ubin.
Interior masjid dihiasi dengan dinding dan pilar yang memiliki relief, tangga marmer dan lantai berasal dari Cina, jendela kaca patri berasal dari Belgia, pintu kayu berdekorasi, dan lampu hias gantung perunggu. Batu-batu bangunannya berasal dari Belanda. Pada saat penyelesaiannya, desain yang berbeda dengan masjid-masjid khas Aceh pada umumnya, berakibat banyak orang Aceh menolak untuk shalat di Masjid Raya Baiturrahman Aceh, apalagi karena masjid ini juga di bangun oleh “orang kafir” Belanda. Namun seiring perjalanan waktu, justru Masjid Raya Baiturrahman Aceh menjadi masjid kebanggaan masyarakat Aceh.
Tidak Hancur Oleh Tsunami
sumber : https://www.dream.co.id/
Tsunami yang terjadi pada tanggal 26 Desember 2004 di Aceh telah menyapu ribuan rumah dan menewaskan ribuan orang. Yang membuat rakyat Aceh semakin tebal imannya adalah ketika mereka selamat dari air bah tsunami karena berlindung di masjid-masjid. Ada sekitar 27 masjid yang selamat dari terjangan tunami, salah satunya Masjid Raya Baiturrahman Aceh. Jika orang tipis imannya atau bukan orang beriman, melihat keajaiban ini diukur dari kekuatan sebuah bangunan saja. Padahal bencana dan azab semua dalam kehendak Allah SWT. Gelombang tsunami yang mencapai ketinggian 15 meter hingga 30 meter ini mampu melululantahkan kota Aceh. Namun masjid satu ini seakan-akan hanya dilewati saja oleh air bah tsunami. Gempa bumi berkekuatan 9,1 magnitudo disusul tsunami yang melanda Aceh, tercatat sebagai bencana alam terdahsyat sepanjang abad ke-20.
Memiliki 12 Payung Raksasa
sumber : https://kabar24.bisnis.com/
Pembangunan perluasan masjid dan pemasangan payung raksasa dikerjakan pada 2015 oleh kontraktor PT Waskita Karya (Persero) Tbk. Fungsi payung raksasa sebenarnya untuk menahan terik matahari dan air hujan. Namun disisi lain payung raksasa menambah keindahan Masjid Raya Baiturrahman. Detik-detik mengembang dan menguncupnya payung raksasa menjadi daya tarik jamaah. Payung yang dikendalikan dengan teknologi komputer ada 12 dan di impor dari Jerman dengan harga per unit payung mencapai miliaran rupiah. Tinggi konstruksi satu payung mencapai 20 meter dengan lebar payung 14 meter.