Lokasi Masjid Raya Singkawang terletak berdampingan dengan bangunan Klenteng Tertua yang ada di Singkawang, yakni Vihara Tri Dharma Bumi Raya. Keduanya memiliki jarak hanya 200 meter saja. Meskipun lokasinya berdekatan, keduanya tidak terdengar ada keributan terjadi antar umat muslim dengan masyarakat Tionghoa mengenai persoalan ibadah yang mereka lakukan.
Ketika dibangun pertama kali, Masjid raya Singkawang masih sangat sederhana, dan berukuran kecil serta tidak memiliki menara. Namun setelah banyak melakukan renovasi, bangunan masjid ini ditambahkan dengan dua menara tinggi yang semakin memperindah bangunan masjid ini.
Kondisi Masjid juga diperluas karena mendapat sumbangan lahan milik keluarga bernama Kapitan Bawasahib Maricar. Sementara baru tahun 1953 telah dimulai pembangunan menara yang berada disamping kiri Masjid ini. Walaupun area tersebut bertambah semakin luas, tapi bentuknya masih tetap berbentuk segitiga. Itulah salah satu keunikan yang dimiliki oleh Masjid Raya Singkawang karena berdiri dengan bentuknya yang segitiga serta dikelilingi dengan jalan raya.
Masjid raya ini memiliki warna dasar Hijau dengan Putih. Sementara warna kubahnya ialah Emas yang berdiri kokoh berasama menara yang menjulang tinggi. Kubah yang digunakan untuk masjid ini termasuk kubah gavalum. Saat ini memang tersedia banyak macam kubah yang bisa disesuaikan dengan bangunan masjid yang akan di pasangkan dengan kubah diatasnya. Diantaranya ialah kubah beton, dan kubah flannel enamel.
Tipe kubah tersebut juga memiliki kelebihan tersendiri yang menjadi daya tarik konsumen untuk memilih salah satu tipe tersebut untuk bangunan masjidnya. Letak dan juga kondisi wilayah yang nantinya akan dibangun kubah juga bisa mempengaruhi tipe kubah apa yang harus dipilih. Jika kondisi tempat pembangunannya didataran tinggi dan rentan terhadap bencana seperti gempa, anda harus memilih struktur kubah yang lebih kuat dan tahan terhadap benturan yang terjadi karena gempa.
Kubah flannel enamel juga bisa menjadikan pilihan untuk wilayah pembangunan yang rentan terhadap gempa. Pasalnya kubah tipe ini memang dirancang secara khusus agar memiliki keawetan yang lebih bagus dan tahan terhadap guncangan. Warna yang disediakan juga lebih bervariasi dan sangat cerah cocok sekali untuk bangunan masjid manapun. Tipe kubah ini sekarang juga sudah populer sehingga banyak yang menjatuhkan pilihannya pada kubah satu ini.
Ketika malam hari datang, lampu-lampu yang terdapat di masjid ini mampu menambah keindahan suasana dan terkesan sangat megah. Ketika anda masuk kedalam masjid juga semakin bertambah adem dengan kondisi interior masjid yang sangat menakjubkan.
Dengan bangunan dua menara kembarnya, masjid ini terlihat seperti masjid Nabawi maupun Masjidil Haram. Menara yang dibangun tersebut memang sama dengan menara yang ada di masjid nabawi dan masjidil haram. Sedangkan kesan khas bangunan masjid Eropa timur tampak dengan penggunaan penopang silindris terhadap dua kubah besar yang berada di atas masjid ini.
Fasad bangunan masjid ini juga dibangun sangat tinggi seperti bangunan masjid khas dinasti Usmaniyah (Turki). Ada juga sentuhan local yang dituangkan pada bagian interior masjid seperti adanya pemakaian material kayu untuk beberapa ornament yang ada didalamnya. Hampir semua bagian dinding masjid dan juga jendela yang dibuat lebih besar maupun bangunan serambi memiliki ciri khas bangunan tropis.
Bangunan masjid difungsikan bukan Cuma untuk tempat ibadah salhat saja. Melainkan juga untuk kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya yang dilakukan oleh masyarakat sekitar Singkawang. Disini juga dibangun TPA ataupun Taman Kanak-Kanak Al-Qur’an untuk pendidikan agama islam anak-anak yang berada di belakang masjid sisi kanan. Dengan kemunculannya tersebut akan sangat membantu pengembangan ilmu untuk anak-anak mengenai pendidikan agama Islam.