Masjid dengan nama “Selimiye” ini merupakan salah satu masjid tua yang berada di Kota Nicosia, Negara Republik Turki Cyprus Utara / Turkish Republic of Northern Cyprus, tepatnya di Selimiye Sk, Lefkosa.
Bangunan Masjid Selimiye merupakan bangunan yang sudah sangat tua, karena memang berasal dari masa-masa kejayaan Turki Usmaniyah pada abar ke-15 hingg abad ke-19. Saking tuanya masjid ini juga dimasukkan pada cagar budaya negara Cyprus.
Pada awalnya bangunan masjid ini bukan merupakan bangunan asli sebuah masjid, namun merupakan bangunan sebuah Gereja Ortodok “Gereja St. Shopia” yang dibangun pada tahun 1193 dan memiliki ukuran lebih kecil dari bentuknya yang sekarang. Gereja ini dulunya juga merupakan tempat dari penobatan King Amaury pada tahun 1197. Bukti otentik dari kehadiran gereja tersebut adalah ditemukannya sisa-sisa reruntuhan disamping masjid Selimiye pada tahun 1979.
Pada awal-awalnya, bangunan masjid ini merupakan sebuah Gereja Ortodok yang digunakan oleh pemeluk katolik disana. Kemudian katedral ini juga digunakan sebagai tempat penobatan raja-raja Cyprus sampai pada tahun 1489, karena pada saat itu Cyprus dikuasai oleh Venesia.
Bangunan katedral tersebut sempat mengalami kerusakan yang lumayan parah, yaitu gempa yang terjadi pada tahun 1491, 1547 dan 1735, namun karena banyaknya penopang atap yang berada di dalam bangunan, sampai saat ini kita bisa melihat bangunan tersebut berdiri dengan sangat kokoh.
Katedral Saints Sophia / St. Sophia memang dirancang sedemikian rupa, memiliki puluhan beton penopang dinding yang diletakkan di sekeliling bangunan sehingga sempat mendapatkan sebutan “Flying Butteries”, karena beton-beton tersebut seperti membentuk sebuah sayap. Pada zaman dahulu katedral ini sempat beberapa kali berpindah kekuasaan sampai pada saat dimana islam menguasai daerah Cyprus.
Tepatnya pada tahun 1570, kekuasaan Cyprus jatuh ke tangan Emperium Usmaniyah / Turki Usmani / Ottoman, kemudian Katedral St. Sophia dialihfungsikan menjadi sebuah masjid. Pada saat itu pemimpin kekuasaan Turki Usmani adalah Sultan Selim II, maka dari itu adopsi nama masjid ini diambil dari nama Sultan Selim II, sehingga menghasilkan nama Masjid Selimiye. Nama tersebut diberikan pada tahun 1954 sebagai bentuk penghormatan kepada Sultan Selim II yang berhasil menaklukkan Cyprus.
Hampir keseluruhan bangunan Masjid Selimiye merupakan bangunan asli dari Katedral St. Shopia, kecuali ornamen-ornamen yang menyerupai makhluk hidup seperti hewan dan manusia, serta ornamen katolik lainnya dirubah menjadi ornamen islam. Kedua menara yang tidak kunjung selesai pada masanya, kemudian diselesaikan pada masa kekuasaan Emperium Usmaniyah dengan menara gaya arsitektur Turki Usmani. Sampai pada tahun 1959, menara ini digunakan muadzin sebagai tempat mengumandangkan adzan dengan berjalan menaiki 170 anak tangga.
Sampai sekarang, Masjid Selimiye menjadi Landmark bagi Kota Nicosia, karena memiliki ciri khas dua menara yang tinggi dan bisa dilihat dari kejauhan. Bahkan menara tesebut bisa dilihat dengan jelas dari Kyrenia Road.
Beberapa Interior yang menghiasai masjid juga ikut menjadi daya tarik tersendiri, seperti lampu gantung berwarna putih, merah, dan kuning. Kemudian beberapa pilar dari batu granit yang disinyalir berasal dari era bangunan Romawi / Byzantium yang sudah berumur lebih dari 800 ratus juga ikut menghiasi ruangan utama Masjid Selimiye.
Perkembangan Islam di Cyprus dengan Emperium Usmaniyah sebagai pemicunya, hampir bersamaan dengan penyebaran Islam di Nusantara Indoensia, yaitu hampir sezaman dengan masa-masa keemasan Majapahit, serta masa kejayaan kerajaan Pajajaran.