Masjid Sendai atau Masjid Islamic Cultural Center of Sendai (ICCS) terletak di Sendai Shi, Aobaku, Hacimannanchome 7-24, Miyagi Prefekture, Jepang. Kota Sendai sendiri merupakan Ibukota dari Miyagi Prefektur (Prefektur Miyagi), 350 Km utara Tokyo. Kota ini juga memiliki sebuah universitas bernama Kampus Aobayama Universitas Tohoku yang merupakan Universitas Kekaisaran ketiga di Jepang, setelah Universitas Kyoto dan Tokyo.
Beberapa mahasiswa dari Indonesia pun juga turut ikut serta dalam kegiatan pembelajaran di kampus Aobayama Universitas Tohoku, Sendai. Hal yang uni dari Universitas tersebut adalah adanya kantin yang memang sengaja menyediakan menu makanan Halal bagi kebutuhan mahasiswa muslim yang menuntut ilmu disana. Di Kota Sendai ada sedikitnya 120 keluarga muslim dari berbagai kalangan dan negara, bahkan ada yang berasal dari penduduk lokal jepang. Ketua ICCS pun juga merupakan orang muslim asli Jepang.
Masjid Sendai ini kerap disebut dengan Masjid ICCS, karena memang sampai saat ini dijadikan markas komunitas tersebut. Masjid Sendai sampai saat ini juga terus membina kerukunan umat beragama di kota tersebut, dan juga menjalin keeratan hubungan antara beberapa komunitas muslim lainnya yang ada diseluruh jepang, seperti Islamic Center Tokyo, dan juga Keluarga Muslim Indonesia di Sendai (KMI-S).
Tak heran jika berkunjung ke Masjid Sendai kita akan bertemu dengan wajah-wajah melayu, karena memang beberapa pengurus inti dari ICCS merupakan keturunan Indonesia dan Malaysia. Masjid ini juga sekaligus menjadi tempat permanen bagi kaum muslimin Sendai untuk dapat melakukan kegiatan beribadah secara bersama-sama. Mulai dari Sholat Fardhu lima waktu berjamaah, Sholat Jum’at berjamaah, Sholat Hari Raya, Sholat Tarawih, bahkan juga hampir setiap hari diadakan buka bersama pada saat bulan Ramadhan.
Tidak hanya itu, ternyata Masjid Sendai / ICCS juga menyelenggarakan pendirikan Al-Qur’an untuk umum. Mereka juga membuka diri kepada umat non-muslim lain yang ingin mengunjungi masjid maupun ingin mengetahui lebih jauh tentang Islam.
Pada awalnya, kegiatan umat muslim di Sendai dilaksanakan di ruang apartemen yang disewa oleh komunitas tersebut dengan dana $900 per bulan. Namun seiring waktu berjalan, akhirnya pada tahun 1994 muncullah keinginan untuk memiliki tempat peribadatan sendiri yang mandiri dan permanen.
Sejarah pembangunan Masjid Sendai ini juga tidak mulus-mulus saja, ada beberapa hambatan yang ditemui oleh pengurus masjid dan juga komunitas ICCS. Dana yang dikumpulkan oleh para jamaah disana belum mencukupi, kemudian para anggota komunitas ICCS meminta bantuan dari komunitas muslim lain didunia bahkan juga dari Indonesia. Akhirnya komunitas tersebut bisa membeli lahan di Jln. Kunimi dengan harga 20 juta yen. Namun, masalah baru muncul dimana ukuran tanahnya hanya 193 meter persegi dan dianggap terlalu sempit. Akhirnya anggota komunitas tersebut kembali berburu lahan dan menemukan sebidang lahan yang cukup luas, sekitar 665 meter persegi, yang terletak di Jln Hachiman, dengan harga yang lebih murah, yaitu 16,2 juta yen.
Setelah mampu untuk membeli sebidang tanah tersebut, masalah lain muncul, karena untuk pembangunan masjid dibutuhkan dana minimal 17 juta yen. Akhirnya penggalangan dana mulai dilakukan kembali, sampai pada akhirnya tahun 2007 masjid ini selesai dibangun. Tidak heran jika masjid ini menjadi simbol perjuangan komunitas islam ICCS, karena memang butuh waktu 13 tahun dari tahun 1994 hingga tahun 2007, untuk mewujudkan mimpi memiliki tempat peribadatan yang permanen.