Masjid Sultan Ahmed (Masjid Biru) Istanbul

Masjid Sultan Ahmed (Masjid Biru) Istanbul

Masjid yang sangat megah berada di puncak bukit kota Istambul ini memang sangat menakjubkan. Masjid ini bernama masjid Sultan Ahmed atau biasa disebut dengan Masjid Biru Istanbul. Bangunan masjid ini juga merupakan peningggalan Emperium Islam Bani Usmaniyah dan telah berusia sekitar 4 abad.

Bangunan masjid ini telah terbagi kedalam 2 bagian utama. Pertama berupa bangunan utama masjid kemudian yang kedua area pelataran tengah dengan sekelilingnya koridor dan telah menyatu pada bangunan utama. Desain yang seperti ini adalah tradisi masjid dimasa itu, jadi hampir seluruh masjid di masa itu memiliki desain hampir sama. Sementara pelataran tengahnya berupa plaza yang terbuka. Area itu digunakan untuk area sholat tambahan apabila jamaah tak tertampung dalam bangunan masjid utama.

Bangunan masjid ini mampu menampung sampai 10 ribu Jemaah. Ukuran ruangan utama masjid ialah 73 x 65 meter. Sedangkan ketinggian utama disisi luar terhitung sampai 43 meter dengan garis tengah lingkaran 23,5 meter. Tinggi setiap menara runcingnya juga mencapai 64 meter.

Ternyata ada kesamaan antara masjid ini dengan masjid di Indonesia. Salah satunya ialah adanya 4 tiang yang menopang masjid ini. Cuma saja tiang pada masjid ini ukurannya sangat besar bahkan dibuat dari bahan beton yang dilapisi dengan batu granit maupun ornamen keramik hias Iznik bewarna biru.

Ada dominan warna biru di bagian interior atas masjid sehingga masjid ini dijuluki dengan masjid biru. Disitu juga terdapat jendela sekitar 200 buah berkaca patri untuk pencahayaan yang masuk. Adanya lampu gantung juga turut membantu pencahayaan masjid ini selain dari sinar matahari.

Pada lampu gantung tersebut ada hiasan cangkang telur burung onta agar tidak ada jaring laba laba yang tumbuh disana. Pada lampu gantung tersebut telah dilengkapi pula oleh bola bola Kristal, yang sekarang telah disimpan dalam museum.

Karpet yang membalut lantai masjid merupakan sumbangan para jemaah ketika kerusakan terjadi. Kesan ruangan yang lebih lega juga dikarenakan adanya jendela jendela besar di masjid ini. Sementara tingkap (kusen maupun bingkai jendela) dibagian lantai bawah juga telah dihias menggunakan teknik Opus Sectile. Merupakan hiasan dengan merangkai beberapa potongan material pilihan selanjutnya dirangkai satu persatu hingga membentuk pola tertentu seperti sebuah mozaik.

Pada kubah utama juga telah dilengkapi oleh 28 jendela (ada 5 jendela tanpa kaca). Dan setiap semi kubah nya juga sudah dilengkapi oleh 14 Jendela. Masing masing Exedra (ruang ceruk terbentuk bangun semi kubah) juga dilengkapi oleh lima jendela). Sementara kaca jendela yang berwarna warni juga merupakan hadiah yang diberikan dari Signoria of Venice pada Sultan. Namun beberapa jendela warna warti tersebut ada yang telah mengalami penggantian.

Jika anda mengamati bentuk kubahnya, mungkin di Indonesia kubah seperti ini merupakan jenis kubah berbahan beton. Jenis ini juga banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk bangunan bangunan masjidnya. Ada banyak kelebihan yang dimilikinya sehingga kubah ini termasuk kubah yang banyak peminatnya.

Walaupun warnanya cenderung hanya memiliki satu warna, namun kemegahan dan kekokohan kubah beton memang tak tertandingi. Namun ada juga yang mengkreasikan kubah beton dengan beberapa warna. Hal ini tergantung dari keinginan perancangnya. Jika anda ingin kubah beton dengan perpaduan warna yang lebih mencolok, tentu akan membuat kubah beton ini semakin mewah. Untuk biaya perawatan setiap tahunnya juga tidak terlalu banyak mengeluarkan uang. Jadi, anda masih bisa berhemat dengan kubah beton ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *