Sebagaimana yan kita tahu tentang sejarah masjid dan berbagai macam masjid yang megah di dunia tidak lepas dari unsur kubah dan menara, namun jangan heran jika banyak desain masjid tanpa menggunakan dua unsur tersebut. Meskipun demikian tidak menghilangkah ciri khas kejayaan islam dalam arsitekturnya.
Berangkat dari sejarah zaman Rasulullah kami ingin mengulas sejumlah masjid megah tanpa kubah dunia yang memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri tanpa menghilangkan nuansa religi didalamnya, berikut ulasannya:
Masjid Vali e Asr di Iran
Desain masjid secara umum memang sangat identik dengan dua unsur pendukung yakni adanya kubah dan menara, akan tetapi anda akan berdecak kagum setelah berkunjung tempat ibadah umat muslim di Iran ini, tepatnya di Masjid Vali e Asr. Salah satu masjid kebanggan pendudukan Iran tersebut memang menuai banyak kontroversi karena modelnya yang berbeda dengan masjid megah lainnya menggunakan kubah besar dan menara yang menjulang tinggi.
Masjid yang dengan konsep modern yang berdiri di jantung kota Teheran, masjid yang tidak memiliki dua unsur masjid yakni tanpa kubah menara. Akan tetapi desain tersebut sudah direncanakan sejak 10 tahun sebelum pembangunan itu diresmikan, konsep tersebut dikerjakan salah satu arsitek dari Iran Reza Daneshmir bekerjasama dengan Catherine Spiridonoff.
Dari sebagai pendapat tentang pembangunan masjid tersebut, Masjid Vali e Asr terlalu modern karena menghilangkan kesan sakral dari sisi budaya masjid. Dari sebagai islam konsevatif mengatakan “bangunan masjid tersebut adan unsur yang tidak sesuai dengan kaidah budaya islam cenderung menghina dan kurang bermakna” dalam keterangannya bersama Masherg News.
Luas lahan tanah untuk pembangunan masjid ini 2.855 meter persegi, dibangun dengan 7 lantai hingga tinggi bangunan 32 Meter untuk tinggi permukaan dari tanah 20 meter. Daya tampung masjid ini terbilang cukup besar dengan memiliki aula besar yang digunakan untuk ibadah, kediaman ulama, pusat budaya dan area parkir.
Masjid Kontemporer di Australia
Hadirnya masjid megah di Australia membuat umat muslimin dunia berdecak kagum, pembangunan tersebut sebagai bukti keberadaan masyrakat islam di negara tersebut. Bahkan ini menjadi masjid kontemporer yang pertama kali ada di negeri Kanguru, desain yang dirancang arsiekter ternama yakni Glenn Murcutt tanpa menggunakan kubah.
Namun bahan untuk membangun masjid ini menggunakan kaca sehingga terlihat transparan, bahkan jamaah yang sedang beribadah terlihat dari luar ruangan. Sesuai dengan keinginan sang arsitek memang masjid ini ingin tampil berbeda tanpa memasukan desain timur tengah, belaiu menginginkan desain yang eksklusif dan terbuka. Bahkan menurut desainer yang bernama Hakan Elevli saat ini sudah saatnya masyarakat mengetahui tentang apa yang dikerjakan umat islam dan memahami apa sebenarnya islam.
Desain ruangan dari masjid di Benua Australia ini hadir dengan sentuhan yang sangat indah agar jamaah merasa nyaman dan orang non muslim yang ingin melihat tempat suci bagi umat islam ini merasakan juga aura bahwa islam datang dengan keindahan dan kedamaian.
Masjid yang dilengkapi dengan lentera kaca warna membuat semakin indah ruangan didalamnya, dan anda akan mendapatkan suasana yang berbeda ketika berbeda waktu jam sholat berganti, sebab jika siang hari atau pada waktu sholat dzuhur akan muncul sinar yang berwarna hijau. Pada saat anda sampai disini saat waktu sholat mahgrib maka anda akan melihat cahaya merah yang menghiasi ruangan masjid tanpa kubah tersebut.
Masjid Shah Faisal Islamabad di Pakistan
Salah satu masjid terbesar yang ada di kawasan Benua Asia bagian Selatan yakni Masjid Shah Faisal di wilayah bukit Margala, tempat beribadah bagi penduduk pakistan dan sebagai bukti keberadaan islam di negara tersebut yang memiliki ciri khas dan berbeda dengan masjid pada umumnya.
Pembangunan masjid yang mengambil konsep layaknya tenda berukuran besar terinspirsai rumah dari Suku Beduin Arab yang menggunakan tenda untuk berlindung, namun desain tenda yang menggunakan beton besar dan dibangun menara menjulang tinggi. Meskipun tidak dilengkapi dengan kubah besar seperti masjid pada umumnya, Masjid Shah Faisal hadir dengan desain yang eksklusif dan unik. Arsitek yang mengerjakan proyek bangunan tersebut didatangkan dari Turki bernama Vedat Dalokay yang berhasil memenangkan even The Aga Khan Architectural Award.
Sejarah pembangunan masjid ini memang mendapatkan dukungan langsung dari pemerintah Arab Saudi dimlai tahun 1976, pembiayaan pembangunan menghabiskan dana sebesar 130 juta Riyal sekitar 120 juta dolar AS dan selesai secara keseluruhan pembagunan masjid ini tahun 1986.
Meskipun mendapatkan sejumlah kritikan dari sekelompok islam konservatif karena tidak menggunakan kubah, akan tetapi setelah semua pembagunan selesai dan banyak yang mendukung berdirinya masjid tanpa kubah akhirnya kritkan tersebut berangsur meredup.
Luas lahan masjid ini 5.000 meter persegi dengan mengusung model dari Asia Selatan yakni budaya Arab dan budaya Turki, dengan desain dua budaya tersebut membuat Masjid Shah Faisal salah satu masjid megah tanpa kubah yang ada di dunia. Daya tampung masjid ini mencapai 10 ribu jamaah khsusus ruang sholat, 24 ribu area portico, 40 ribu halaman tengah masjid, 200 ribu sebagai ruangan penghubung. Nah terbilang cukup luas kan tanah untuk pembangunan masjid modern ini.
Masjid Raya Sumatera Barat
Nah masjid dari Indonesia ini memiliki bangunan yang sangat unik menyesuaikan budaya dari lingkungan masjid berada, berdiri di kota Sumatera Barat tentunya tidak lepas dari budaya Minangkabau. Layaknya masjid dengan seni arsitektur timur tengan dilengkapi kubah besar, masjid ini justru lain dari pada yang lain karena menggunakan atap khas desain Rumah Gadang yang mengaplikasikan empat sudut lancip dan desain bangunan keseluruhan model gonjong.
Pembangunan masjid ini didesain arsitek pertama yang berhasil menang dalam ajang kompetisi arsitek Nasional bernama Rizal Muslimin tahun 2016. Desain ini sebagai gambaran antara budaya islam dan budaya asli padang, dengan memiliki tiga lantai cukup luas untuk menampung total jamaah yang datang sebesar 20.000 jamaah, terbagi 2 lantai yang pertama mampu menampun 15.000 jamaah dan lantai kedua 5.000 jamaah.
Untuk total luas dari lahan pembangunan masjid 40.343 meter persegi, bahkan sang arsitek melengkapi teknologi anti gempang yang berkekuatan 10SR, nah masjid ini tidak hanya untuk beribadah wajib saja namun masjid ini diperbolehkan untuk kegiatan kemanusiaan seperti jika terjadi gempa atau bencana.Sisi dalam masjid ini di mihrabnya mengusung konsep seperti Hajar Aswad, sedangkan hiasan untuk atap sisi dalam masjid ini dihiasi dengan ukiran Asma’ul Husna dengan warna emas berkaliau.
Dihiasi juga karpet permadani hadiah dari pemerintah Turki, pembangunan membutuhkan waktu yang lama dimulai 2007 peletakan batu pertama, dilanjutkan dengan pengerjaan struktur bangunan hingga tahun 2008, setelah itu memasuki tahun 2010 dilanjutkan dengan pembagunan ruangan sholat dan tempat wudlu, tahap selanjutnya pemasangan keramik lantai dan sejumlah finshing bagian interior masjid yang menghabiskan jumlah dana yang sudah digunakan sebesar 175 miliar. Tidak hanya itu masjid juga dibangun menara yang tinggi mencapai 85 Meter, menara yang berfungsi sebagai hilal dan juga sebagai objek wisata religi yang ada di Sumatera Barat.
Semoga artikel tentang menambah khazanah dan pengetahuan anda, membawa manfaat bagi siapa saja yang membaca, jazakumullah khairan.