Masjid yang diberi nama “Wazir Khan” ini terletak di Kota Lahore, Provinsi Punjab, Pakistan. Selain Masjid Wazir Khan, ada satu masjid besar lainnya yang juga berdiri di Kota Lahore yaitu Masjid Badshahi yang sudah kita bahas pada tulisan sebelumnya. Keduanya merupakan masjid yang bersejarah di Pakistan, dan hanya dipisahkan jarak sekitar 1 kilometer saja. Namun, Masjid Wazir Khan memiliki umur yang lebih tua, arena dibangun 36 tahun sebelum Masjid Badshahi didirikan.
Masjid yang sudah berumur lebih dari 400 tahun ini disebut-sebut sebagai pemanis kota Lahore, karena memang bangunannya sangat indah dengan karya seni keramik bernilai tinggi. Pembangunannya dimulai pada tahun 1634 M, dan selesai pada sekitar 1641 M pada masa pemerintahan Raja Shah Jehan yang terkenal dengan peninggalannya berupa masjid super megah “Taj Mahal”.
Masjid Wazir Khan Lahore berdiri di jantung kota Lahore Tua, tepatnya disebelah Craft Bazaar, sehingga akses rute ke masjid ini sangat jelas dan mudah dicapai.
Sejarah Pembangunan Masjid Wazir Khan
Masjid Wazir Khan merupakansalah satu peninggalan bersejarah dari Dinasti Mughal, yang selesai dibangun pada tahun 1634 oleh Shaikh Ilmuddin Ansari. Beliau merupakan salah satu ulama yang berasal dari Chiniot, Punjab.
Pembangunan masjid ini dilakukan pada saat Shaikh Ilmuddin Ansari masih menjabat sebagai Gubernur Lahore dibawah kekuasaan Raja Shah Jehan. Sang Shaikh tersebut oleh masyarakat setempat lebih dikenal dengan Nawab Wazir Khan, jadi tidak heran jika nama masjid ini pun diadopsi dari nama pendirinya.
Arsitektural Masjid Wazhir Khan
Jika kita melihat sekilas dari bangunannya, terlihat sangat jelas kemegahan yang ditampilkan oleh masjid ini, dimana bangunannya terasa sangat klasik namun masih terlihat begitu kokoh. Setidaknya ada 2 menara disamping kanan dan kiri yang menjulang tinggi dengan bentuk kubah kecil khas dinasti mughal pada bagian atasnya. Lalu ada pula 2 menara lainnya yang memiliki desain yang sama yang terletak terpisah dari bagian bangunan utama masjid ini. Lalu dibuat semacam balkoni dipuncak menara yang dulunya digunakan sebagai tempat muadzin mengumandangkan adzan. Lalu ada 2 menara kecil yang mengapit pintu gerbang masjid ini dengan hiasan atap yang sama seperti 2 menara utama.
Pada masjid ini ada beberapa lorong pintu kecil disebalah kanan dan kiri gerbang utama yang bisa digunakan sebagai akses jalan masuk ke dalam bangunan utama masjid. Pada bagian ruang sholat utama ditutup dengan sebuah kubah besar dengan ujung yang runcing.
Pada bangunan luar masjid ini terdapat satu halaman yang sangat luas, yang biasanya digunakan untuk tempat alternatif jika ruang utama sholat sudah tidak mampu menampung jamaah lagi. Biasanya halaman tersebut digunakan untuk sholat dua hari raya. Keseluruhan bagian dalam maupun luar masjid ini didominasi oleh warna batu bata merah khas bangunan klasik jaman dulu.
Beberapa fasilitas pentingpun juga turut dibangun, seperti tempat berwudhu, toilet, areal parkir dan lain sebagainya. Ditengah-tengah halaman masjdi, terdapat 1 kolam air mancur berbentuk persegi yang bisa digunakan sebagai tempat bersantai oleh para jamaah.
Meskipun bangunannya sudah terlihat sangat klasik, karena memang sudah berumur ratusan tahun, namun jamaah yang datang ke masjid ini tidak main-main. Bahkan tempat pelataran / halaman yang begitu luas tersebut sempat penuh sesak dengan jamaah. Umat muslim setempat memang sengaja untuk tidak melakukan renovasi besar-besaran kepada masjid ini, mengingat sejarah yang terkandung didalamnya sangat panjang.