Meskipun mayoritas masyarakat di Cina adalah non-muslim, di tempat ini terdapat sebuah masjid yang sangat unik dan terkenal hingga di seluruh dunia. Namanya adalah masjid Xi’an yang bangunannya lebih mirip seperti kuil yang menjadikan masjid ini sebagai masjid yang sangat berbeda dengan masjid pada umumnya. Sehingga pada awalnya tempat ini terlihat tidak seperti tempat untuk beribadah umat islam melainkan seperti kuil. Xi’an berada di Huajue distrik sekitar 129 km di sebelah barat gunung Huashan. Masjid terbesar dan tertua di kota Chang’an atau lebih terkenal dengan nama kota Xi’an ini dijadikan sebagai salah satu bangunan bersejarah di Cina oleh pemerintah setempat pada tahun 1988.
Pertama kali masjid unik ini dibangun oleh Cheng Ho, seorang laksamana angkatan laut Cina di masa dinasti Ming pada abad ke-8 Masehi dan menjadi saksi sejarah tertua tentang perkembangan agama islam di negeri barongsai tersebut. Laksamana Cheng Ho adalah seorang muslim yang sangat suka memakmurkan masjid, bahkan dia juga sudah melaksanakan rukun islam yang kelima yaitu menunaikan ibadah haji. Selain itu, Laksamana Cheng Ho juga sangat terkenal karena tindakan dan perbuatannya dalam memberantas bajak laut di Cina Selatan. Lalu dibangun lah masjid ini pada masanya agar umat muslim pada masa itu dapat berkumpul dan beribadah bersama-sama. Meski masjid ini usianya sudah sangat tua, namun bangunan yang lebih mirip kuil ini masih berfungsi sangat baik hingga saat ini. Tak hanya di Cina saja, ternyata Laksamana Cheng Ho telah berlayar hingga Indonesia dan meninggalkan jejak di beberapa kota di Indonesia, sebagai buktinya ada beberapa masjid bernuansa china yang ditemukan di berbagai pelosok negeri Indonesia. Masjid yang didirikan tersebut memiliki nama yang dinisbatkan kepada Laksamana Cheng Ho sebagai penghormatan untuk dirinya. Masjid tersebut antara lain Masjid Cheng Ho Palembang, Masjid Cheng Ho Surabaya dan Masjid Cheng Ho Pasuruan.
Masjid yang berdiri di atas tanah memanjang seluas ukuran 48 x 248 meter ini memiliki halaman yang berjumlah lima dan pagoda dengan hiasan figuratif yang bertuliskan kaligrafi Arab dan Cina. Semua halaman tersebut mengarah ke ruang doa yang berada di ujung barat masjid. Pada halaman tersebut juga terdapat monument pavilion atau gerbang. Sedangakan gerbang tersebut menghadap ke tembok yang ukurannya sangat besar dan lebar dengan ukiran indah yang berasal dari tanah liat dan tumpukan genting mengkilap. Bahkan dua sisinya dihiasi oleh barang-barang antik yang memiliki nilai tinggi dan sangat berharga karena dibuat pada zaman Dinasti Ming dan Qing.
Area terbesar yang ada di masjid Xi’an adalah bagian ruangan sholat yang dapat menampung hingga seribu jemaah. Ruangan tersebut memiliki tiga tingkat atap yang berwarna biru dihiasi dengan ukiran pola rumput dan bunga. Tak heran jika masjid ini sangat indah dipandang apalagi ditambah dengan pahatan kayu yang berlafadz ayat Al-Qur’an. Selain itu terdapat juga menara yang dinamakan ‘Instropection Minaret’ atau menara intropeksi untuk para muazin mengumandangkan adzan.
Hingga saat ini masjid Xi’an masih digunakan untuk beribadah oleh muslim suku Hui yang diperkirakan jemaahnya sudah mencapai sekitar enam puluh ribu orang.
Masjid Xi’an memiliki corak tradisioanal China yang sangat khas dan cantik dengan dihiasi kayu yang berwarna warni serta ukiran disetiap penjuru. Pemeliharaan yang sangat disiplin dan baik membuat masjid ini selalu terlihat indah dan menarik meskipun umurnya sudah sangat tua.