Masjid yang dibangun pada tahun 1660 Masehi atau 1770 Hijriah, ketika itu Aljazair diatas penjajahan Prancis. Masjid Jamaa al-Jadid memiliki kubah utama yang memiliki ketinggian 24 meter dengan topangan empat pilar yang besar, sedangkan keempat sudut masjid ada sebuah kubah setengah bundar.
Haji Habib adalah Gubernur Aljazair pada waktu itu di tunjuk oleh Dinasti Usmaniyah yang berpusat di Istanbul, Turki untuk membangun sebuah Masjid. Haji Habib adalah seorang anggota pasukan khusus dari Infanteri Dinasti Usmaniyah dengan istilah Yanisari yang memiliki arti Pasukan Baru. Aljazair dulunya adalah salah satu wilayah kekuasaan kekhalifahan Usmaniyah.
Yanisari adalah pasukan elit pertama bentukan dari Sultan Murad I sebagai pasukan pribadi yang bertugas mengawal Sultan dengan memiliki kemampuan khusus dan salah satu kemampuan khususnya yaitu memiliki loyalitas yang tinggi dan hanya patuh diperintah oleh Sultan saja.
Sehingga gaya arsitektur masjid Jamaa al-Jadid bergaya arsitektur Usmaniyah. Namun sentuhan arsitektur lokal juga terlihat pada bangunan masjid tersebut. Gaya arsitektur Andalusia dan Italia pada waktu itu mewarnai jugadi kawasan Afria Utara, maka kombinasi dari berbagai arsitektur tadi menghasilkan sebuah bangunan masjid yang sangat indah.
The Mosque of the Fisherman’s Wharf atau masjid di pelabuhan nelayan menjadi sebutan dari Masjid Jamaa al-Jadid karena lokasinya berada didekat pelabuhan. Masjid yang memiliki ukuran lebar 27 meter (timur barat) dan panjangnya 48 meter (utara-selatan)
Delapan tiang besar di dalam masjid ini masing masing tiang berukuran dua meter persegi, dan setiap tiang dihubungkan dengan lengkungan beton sekaligus menjadi penopang struktur atap diatasnya. Ketinggian setiap lengkungan sekitar 9 meter dari lantai. Untuk kubah utama masjid memiliki diameter 10 meter dan dasar kubah menjulang setinggi 8 meter dari penopangnya.
Mihrab dan mimbar tepat berada dibawah kubah utama masjid, karena letak kubah utama tidak berada pada tengah bangunan masjid. Pembangunan kota Aljir membuat bangunan masjid semakin rendah dari jalan raya, sehingga diperlukan anak tangga untuk menuju pintu utama masjid.
Ekterior masjid didominasi dengan warna putih. Keunikan yang bisa di lihat kasat mata adalah gaya arsitektur masjdi bergaya Usmani namun memiliki menara yang bergaya Maroko dengan ketinggian 25 meter. Bangunan menara memiliki 3 lantai, untuk lantai ketiga terdapat jam besar, ada juga balkoni yang ditempatkan di bagian teratasnya.